NewNews β Dalam rangka memperingati peristiwa September Hitam, Komite September Hitam Surabaya kembali menggelar aksi reflektif yang berlangsung di lapangan belakang fakultas syariah dan hukum UIN Sunan Ampel Surabaya (kampus A. Yani). Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dan aktivis yang berkumpul untuk mengenang tragedi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa lalu sekaligus menyerukan pentingnya melawan lupa dan memperjuangkan keadilan (Jumβat, 20 September 2024)
Aksi dimulai dengan orasi yang menyuarakan perjuangan panjang melawan pelanggaran HAM yang terjadi di berbagai periode sejarah Indonesia. Para pembicara, yang terdiri dari tokoh masyarakat, akademisi, serta perwakilan mahasiswa, menekankan pentingnya kesadaran kolektif untuk tidak melupakan sejarah kelam tersebut.
“Peristiwa-peristiwa seperti September Hitam harus terus diingat agar generasi muda tidak melupakan pentingnya hak asasi manusia dan keadilan sosial, karena kita tahu bahwasanya sejarah dalam Indonesia khususnya era Reformasi mahasiswa ini berperan penting dan mampu mengalirkan upaya kebijakan yang itu tidak berpihak pada masyarakat, maka pentingnya mahasiswa itu mengetahui urgensi.β Ungkap ketua dema UIN Sunan Ampel Surabaya, M. Alvin Thomas. βAgar mahasiswa ingat dengan kejadian ini, maka penting bagi kita untuk mengadakan acara September hitamβ
Aksi tersebut tidak hanya berupa orasi, tetapi juga diisi dengan berbagai kegiatan seperti bedah buku, diskusi, screening film, pameran foto/poster, live performance DJ dan hip-hop, monolog, live mural, lapak solidaritas serta mimbar bebas sebagai sebagai bentuk kebebasan berekspresi bagi mahasiswa dan akademisi untuk menyampaikan isu-isu sosial. Selain itu, ada beberapa peserta aksi membawa poster-poster dengan pesan “Melawan Lupa” dan “Keadilan untuk Semua”, menandai pentingnya terus mengupayakan keadilan bagi para korban pelanggaran HAM.
Menurut M. Alvin Thomas, aksi ini tidak hanya sekadar memperingati, tetapi juga bentuk komitmen mereka sebagai generasi muda untuk menjaga ingatan kolektif dan terus memperjuangkan hak-hak kemanusiaan. “Kami ingin mengirimkan pesan bahwa keadilan belum sepenuhnya tercapai, dan ini adalah perjuangan yang harus kita lanjutkan,” katanya.
Aksi reflektif ini pun mendapatkan perhatian luas dari berbagai kalangan. Selain dari lingkungan akademis, sejumlah organisasi masyarakat sipil turut ambil bagian, menyuarakan pentingnya reformasi hukum dan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM yang masih tertunda.
Aksi September Hitam ini menjadi momentum penting bagi warga Surabaya, khususnya mahasiswa, untuk bersatu dalam menyuarakan keadilan dan melawan lupa. Pesan yang disampaikan dari aksi ini adalah bahwa peringatan terhadap peristiwa kelam sejarah Indonesia harus terus dihidupkan, agar generasi mendatang tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan bangsa ini dapat melangkah menuju masa depan yang lebih adil dan manusiawi.
